Kesan pertama kali dari pengantian papan nama Jl. Malioboro adalah, Norak, meskipun berwarna warni namun seolah tanpa makna dan filosofi yang kurang mencerminkan sebagai IKON JOGJA, coba dech lihat bedanya :
Dan ini adalah papan Nama Jalan yang Baru ( foto diambil dari jogjatrip )
coba bandingkan antara keduanya, yang baru memakai sejak 1755, apa maksudnya coba, kayak jualan Jamu saja , dan warnanya menurut aku lebih norak, dan satu lagi KOK BAHASA JAWANYA DIHILANGKAN!!! karepe ki piye??? . banyak yang pro dan kontra, dan silahkan itu monggo saja, tapi menurut pendapatku sendiri PAPAN NAMA LAMA lebih Bermakna dan Njogjani.
Selain itu, jadi ” kawasan Jalan Jalan ” tapi Macetnya minta ampun ( khususnya malam minggu dan dan musim liburan! ) polisi saja menyarankan ” Malam Minggu Jangan ke Malioboro ” Nah Lho! , makanya mesti ada kebijakan khusus untuk wilayah ini, jadikan khusus untuk Pejalan Kaki, ngak boleh ada…
View original post 407 more words